Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya) : 'Barangsiapa yang beramal kebaikan walau seberat biji dzarroh pun niscaya dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan seberat dzarrah pun , niscaya dia akan melihat balasannya pula" (QS.
Kondisi pertama, Meninggalkan maksiat karena takut kepada Allah. Amal ini berpahala, bahkan termasuk amal yang nilainya besar. Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, يَقُولُ اللَّهُ إِذَا أَرَادَ عَبْدِى أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً
Untuk mendapatkan derajat ini, yaitu meninggalkan sesuatu yang kita tidak ada kepentingannya, maka seseorang perlu tekad dan juga perlu kesabaran, perlu latihan. Mungkin tidak kita melaksanakan hadits ini? Jawabannya mungkin. Karena tidak mungkin Allah mensyariatkan sesuatu yang kita tidak mampu untuk melakukannya.
Jawaban beliau, " Sesuatu yang ikhlas karena Allah, pasti akan lebih langgeng .". ( Ar Risalah Al Mustathrofah, hal. 9. Dinukil dari Muwatho' Imam Malik, 3: 521). Cobalah direnungkan wahai saudaraku, betapa banyak yang belajar Islam, namun hasilnya kosong blong. Karena semuanya tidak didasari ikhlas. Padahal ikhlas dalam belajar harus
Tinggalkan dia karena Allah swt. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik (untuknya). Namun ada sebuah riwayat yang derajatnya lebih shahih ala sarthi muslim, hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah di dalam Musnadnya. عَنْ أَبِي قَتَادَةَKarena Allah tidaklah bosan sampai kalian merasa bosan. (Ketahuilah bahwa) amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun sedikit." Keterangan Ulama Mengenai Amalan yang Kontinu. Mengenai hadits-hadits yang kami kemukakan di atas telah dijelaskan maksudnya oleh ahli ilmu sebagai berikut.tzYJp.